Jumat, 18 November 2011

Konfigurasi Web Server Dengan Debian Lenny

Hai semuanya, kali ini saya akan post sesuatu khusus untuk adek-adek saya di SMK Negeri 1 Padangsidimpuan yang saya banggakan. Khususnya untuk anak kelas 3 TKJ. Tapi buat yang bukan anak TKJ, tetap boleh kok. Hehheheh. Yakni tentang konfigurasi mail server dengan Debian Lenny. Pas lagi belajar itu kan adek-adek sekalian? Aku punya modulnya dalam ekstensi Doc yang dikasih pak aliman, dapat di download Di Sini. Tapi kalau bapak itu dah ngasih ya, gak usah di download (annon habis buse bandwith, iba na OL di WiFi Gratisan). Di sini saya kasih dalam bentuk video yang di ciptakan oleh teman saya Anggian Putra waktu sekolah dulu, sekarang dia tinggal di Bali.:
Ini dia videonya :

Agar lebih bagus, videonya di download ya. Downloadnya bisa pake IDM. Thanks.
Semoga bermanfaat ya dek adek sekalian.

Rabu, 16 November 2011

Cara memperbaiki (pature) Error 5200 pada canon ip2700


"Biado pature on jo???". Itulah pertanyaan teman saya dari kampung saat menghadapi error ini.Kali ini saya akan berbagi tentang how to fix error 5200 pada printer canon ip2700, sya tidak tahu apa penyebab dari error ini tapi sering ngeselin pas waktu ada tugas buat ngeprint terus ada error. Pasti teman-teman pernah ngalaminnya. Ini dia cara paling ampuh untuk mengusir error 5200 tersebut :
Pertama baca bismillah dulu
1. Hidupkan printer, lalukan proses printing seperti biasa

2. Lalu error 5200 akan muncul (sebel pasti kan?)

3. Langsung cabut kabel listriknya, gak perlu tekan tombol on atau off

4.  Buka dan geser cartridgenya ketengah secara manual. Agar dapat bergeser ke tengah tekan pengait putih di belakang head
5. Cabut semua cartridgenya biarkan tutupnya terbuka ke atas. (Gak apa-apa, gak bakalan terjadi kerusakan)
6. Hidupkan printer, maka head akan bergerak ke kiri dan ke kanan dan akan kembali berhenti di tengah
7. Pasang kembali cartridge dan tutup dengan benar
8. Insya Allah kembali lancar. (Jangan lupa bilang Alhamdulllah)

Jumat, 07 Oktober 2011

Serial Ayam Kampus

Ayam kampus, sungguh ayam yang sangat indah. Bulu-bulunya yang halus, suaranya yang merdu. Pokonya aku pengen menjamahnya. Apalagi pas berangkat kuliah, aku tak lupa mengunjunginya hanya untuk sekedar mengelusnya. Ckckckckcck.

Semua orang sangat menyukai ayam kampus itu, semua orang dikelas ku membicarakannya. Memang Luar biasa, aku jadi pengen memilikinya. Tapi harganya mahal gak ya? Maklumlah, kantong anak kos yang sedang kuliah pasti masih pas2 an. Aku jadi bingung. Ah, ngelus2 aja deh, pikirku.

Tapi kini, ayam kampus yang luar biasa itu telah berpulang ke Rahmatullah. Lho?????
Iya, sang ayam kampus sudah disembelih empunya nya. Lho???? Kok gitu??? Kejam dong!!! Saya tanya yang memeliharanya nya,
                   "kok disembelih bang?" 
                   "Anak saya mau sunatan dek!"

Mendengar itu aku semakin sedih, ini dia foto ayam kampus yang sudah mendiang itu :





Hahahah,, pasti kalian semua ngira ayam kampus yang itu ya.
Makanya janga Piktor dulu.. Ayam ya tetap ayam.
:D :D :D :D

Selasa, 04 Oktober 2011

Jangan tumbuh dewasa kawan!

Saat aku kecil, disaat ada pesawat terbang melintas puluhan atau ratusan meter di atas kampung kami nun jauh di mata aku akan merasa sangat gembira. Dalam hati aku bertanya, bagaimana rasanya terbang? Apakah akan seperti burung? Seperti naik angkot? Atau seperti berayun?
Tapi saat aku mulai beranjak dewasa, saat aku melanjutkan kuliah di Rantau orang yang dimana setiap waktu pesawat selalu melintas aku tidak pernah tertarik lagi. Seakan-akan aku sudah muak naik pesawat, padahal aku belum pernah naik pesawat terbang sekalipun. Aku telah berubah. Ini hal yang aku benci, saat kita tumbuh dewasa, pertanyaan yang ada di dalam benak kita akan terus berkurang, rasa ingin tahu kita semakin lama semakin menipis. Seandainya aku tetap jadi 'anak-anak selamanya' atau kita semu tetap jadi 'anak-anak'. Mungkin akan muncul banyak pertanyaan di antara kita. Tentang kenapa Sembako mahal? Tentang kenapa kita miskin? Tentang kenapa bangsa kita begitu 'bodoh'? Tentang kenapa KORUPSI merja lela?

Tapi kita tidak pernah bertanya, sesungguhnya dengan bertanya kita akan tahu jawabannya, atau paling tidak berusaha menemukan jawabannya. Kita merasa enggan bertanya seakan-akan kita sudah tahu semuanya atau kita sudah merasa 'malu' untuk bertanya, bila demikian kita adalah orang-orang yang sombong. Saat kita melihat dan merasakan fenomena disekitar kita, kita hany menerima dengan senang hati. Tanpa menelaah terlebih dahulu. Mungkin karena kita akan terasingkan jika kita bertanya, kita dianggap memberontak, kita dianggap aneh, saat kita bertanya "Apa maksudnya ini?" Saat kita heran "Kenapa kita begini?" Saat Kita mencari tahu "Apa manfaat ini?" KITA HANYA MEMBENARKAN YANG BIASA, TETAPI KITA TIDAK BERUSAHA MEMBIASAKAN YANG BENAR.

 Kita akan hancur jika kita terlalu 'dewasa', maka 'JANGANLAH KAMU TUMBUH DEWASA KAWAN!' Tetap jadi anak-anak yang apa adanya, menikmati pertemanan dan silaturrahmi, bukan seperti orang 'dewasa' yang hanya mau bergaul dengan orang-orang yang bisa memberikan benefit kepadanya. Atau seperti elit-elit politik kita yang hanya melobi untuk kepentingannya dan kelompoknya.

JANGAN BERHENTI BERTANYA BAGAIMANA, KARENA KITA KAN TAHU JAWABANNYA!
  
 

Jumat, 09 September 2011

Apa Manfaat OSPEK?

OSPEK adalah singkatan dari Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus. OSPEK merupakan salah satu kegiatan kampus yang diikuti para calon mahasiswa baru sebelum menjalani aneka prosesi perkualiahan di suatu perguruan tinggi.

 

Cek relevansi teori dengan Fakta Di Lapangan!

Sesuaikah ??

Jawab : Sedikit Sekali

Jadi buat apa dipertahankan ????

 

 

 

10 Alasan Mengapa Ospek Harus Dihapuskan Dari Sistem Pendidikan di Indonesia



.
Bagi saya sendiri, OSPEK adalah budaya PEMBODOHAN yang terus dilestarikan untuk memenuhi kepuasan nafsu kekuasaan dan ekspresi agresifitas sekelompok orang semata dalam lingkungan pendidikan. Berikut ini 10 alasan mengapa OSPEK harus dihapuskan dari sistem pendidikan di Indonesia :
1. OSPEK hanya melestarikan budaya feodal dengan mewajibkan para peserta untuk menghormati paksa senior dan menuruti segala kehendak senior. Hanya terkesan memuaskan para senior yang ‘sok gila kuasa’ dan menganggap rendah status mahasiswa baru tak lebih sebagai budaknya.
2. Pelaksanaan OSPEK selama ini yang bermaksud menanamkan kedisiplinan dengan hukuman dan bentakan hanyalah sebuah bentuk militerisasi dalam kampus. Ini adalah bentuk KEMUNAFIKAN mahasiswa yang katanya anti militerisme dalam kampus tetapi malah melestarikan militerisme dari waktu ke waktu.
3. Penanaman nilai-nilai baru dalam waktu yang singkat dan dalam tekanan adalah sangat TIDAK EFEKTIF ditinjau dari faktor psikologi. Mahasiswa yang tidak tidur ataupun kelelahan karena mengerjakan setumpuk tugas tidak memiliki kesiapan maksimal untuk menerima informasi baru.
4. Pembuatan aneka atribut yang aneh-aneh merupakan suatu pemborosan uang dan waktu semata, tak sebanding dengan nilai-nilai yang ditanamkan dalam serangkaian aneka atribut tersebut.
5. Thorndike, seorang ahli psikologi pembelajaran menyatakan bahwa hukuman tidak efektif untuk meniadakan suatu perilaku tertentu. Begitu halnya dengan hukuman dan sanksi pada OSPEK tidak akan efektif membuat seorang mahasiswa untuk menghilangkan perilaku-perilaku buruknya.
6. Kekuasaaan sangat dekat dengan kekerasan, maka tak heran jika panitia yang memiliki wewenang dan derajat lebih tinggi dari mahasiswa baru akan melakukan kekerasan baik fisik maupun psikis kepada mahasiswa baru.
7. Tak dapat dipungkiri bahwa terkadang OSPEK merupakan sarana balas dendam bagi senior atas perlakuan kakak kelas yang mereka alami pada waktu dulu. Rasa dendam akan selalu muncul dalam segala perlakuan yang menyakitkan, namun berhubung OSPEK adalah sesuatu yang dilegalkan sehingga kesempatan membalas hanya mungkin dilakukan pada OSPEK tahun berikutnya.
8. OSPEK memang terbukti mengakrabkan para mahasiswa, namun proses keakraban pada mahasiswa akan terjadi dengan sendirinya ketika mahasiswa mulai beraktivitas dalam kampus tanpa perlu dipaksakan dalam suatu penderitaan.
9. Setiap orang memiliki kerentanan psikologis yang berbeda-beda, sehingga hukuman yang serampangan ataupun perlakuan yang menekan mental pada OSPEK dapat menimbulkan suatu TRAUMA PSIKOLOGIS tersendiri bagi beberapa orang. Trauma ini pada akhirnya akan menimbulkan abnormalitas kejiwaan seseorang.
10. Kenangan dalam OSPEK hanya menciptakan romantisme tertentu ketika diceritakan beberapa waktu setelah OSPEK, namun tentunya setiap orang tidak ingin mengalami OSPEK untuk beberapa kali lagi. Ini merupakan bukti bahwa setiap orang tidak menginginkan OSPEK terjadi lagi dalam hidup mereka. *Coba tanyakan juga pada mahasiswa baru tentang kesan OSPEK.
10 Alasan diatas sudah cukup untuk menghapuskan OSPEK dari sistem pendidikan di negara kita.
Solusi yang saya tawarkan untuk mengganti OSPEK, yaitu :
Pemberian informasi mengenai lingkungan kampus dan sekitarnya dapat dilakukan dalam satu matakuliah umum dalam beberapa kali pertemuan, yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan dalam kelompok yang dipandu dan difasilitator oleh mahasiswa yang lebih senior. Dinamika kelompok kecil akan lebih terasa dibandingkan kelompok besar, sehingga keakraban antar mahasiswa dalam kelompok maupun antar kelompok pun akan semakin terjalin dengan baik.
Penanaman nilai-nilai dan informasi baru sangat efektif dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dalam rupa permainan-permainan ringan tanpa hukuman. Hadiah telah terbukti efektif dalam membentuk dan mempertahankan suatu perilaku baru.
Sistem Kredit Poin per Materi dapat juga digunakan sebagai hadiah (rewards). Misalnya 1 poin untuk datang tepat waktu, 1 poin untuk kerapian, 1 poin untuk mengenal denah gedung kuliah. Jika mahasiswa tidak memperoleh standar poin tertentu, mahasiswa harus mengulang kegiatan tersebut di tahun depan ataupun pengurangan jumlah sks yang diambil.
Hal yang menyenangkan akan selalu diingat sebagai kenangan yang

Senin, 06 Juni 2011

Puisi untuk bapak DPR di Jakarta karya Ryan Ya'cub Azhari

Untuk bapak DPR di Jakarta

Bapak duduk di gedung reyot
Sehingga perlu dibangun dengan triliun
Bapak bekerja dengan keras
Sehingga perlu di buat panti pijat


Kami hidup di gubuk mewah
Sehingga tak perlu dibangun dengan juta
Kami bekerja dengan gaya atas
Sehingga tak perlu makan beras?

Bapak naik BMW butut
Sehingga terpaksa korupsi untuk kendaraan yang lebih layak?
Kami naik lutut
Sehingga kami butuh tempat untuk bekerja?


Wahai bapak-bapak bawahan kami!!!
Pembantu-pembantu kami!!
Bukankah bapak membawa pesanan kami??
Pesanan buat wakil-wakil kami yang lain

Adakah kiranya bapak sampaikan pesanan kami
Untuk Gubuk yang lebih mewah
Untuk Sekolah yang beratap
Untuk tempat bekerja
Adakah pak?


Jikalau gubuk reyot bapak dibagi-bagikan
Dibagi kepada para atasan bapak
Berapa Gubuk mewah yang akan merekah?
Berapa sekolah yang tak kan basah?
Berapa orang yang tidak lagi mengeluh?

Apakah bapak tuli?
Sehingga tak mendengar jeritan kami?
Apakah bapak buta?
Sehingga tak melihat derita kami?
Apakah bapak pilek?
Sehingga tak mencium kesengsaraan kami?

Bapak wakil kami lakukanlah kepentingan kami
Ataukah ataukah kepentingan kami berubah menjadi kepentingan partai bapak?
Bapak bawahan kami jalankanlah pesan kami
Ataukah pesan kami berubah menjadi film porno?

Untuk bapak DPR di Jakarta